Profil Desa Kemangguan

Ketahui informasi secara rinci Desa Kemangguan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kemangguan

Tentang Kami

Desa Kemangguan di Kecamatan Alian, Kebumen, Jawa Tengah, menampilkan perpaduan harmonis antara warisan sejarah yang kuat, potensi agraris yang terus berkembang, dan semangat religi masyarakatnya. Desa ini aktif berinovasi melalui program seperti "Kampung

  • Pusat Sejarah dan Religi

    Desa Kemangguan memiliki akar sejarah yang dalam, terkait dengan penyebaran Islam di Kebumen oleh tokoh Syekh As-Sayyid Abdul Mannan Al Hasani. Atmosfer religius ini diwujudkan melalui inisiatif "Kampung Tilawah" yang bertujuan mencetak generasi Qur`ani.

  • Potensi Pertanian dan Ketahanan Pangan

    Sebagian besar wilayahnya merupakan lahan pertanian produktif. Masyarakatnya bergantung pada sektor agraris, dengan fokus pada padi, palawija, dan peternakan, yang menjadi penopang utama perekonomian lokal.

  • Tata Kelola Pemerintahan Inovatif

    Pemerintah Desa Kemangguan menunjukkan prestasi dalam administrasi dan pembangunan, terbukti dengan keberhasilannya masuk dalam lima besar Lomba Desa dan Kelurahan (Lomdeskel) tingkat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2024.

Pasang Disini

Terletak di antara perbukitan hijau dan aliran sungai yang menjadi saksi bisu perjalanan waktu, Desa Kemangguan di Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, lebih dari sekadar sebuah unit administrasi. Desa ini merupakan sebuah kanvas hidup yang melukiskan perpaduan antara kekayaan sejarah para penyebar agama, denyut nadi kehidupan agraris yang dinamis, serta geliat inovasi sosial keagamaan yang menjadikannya salah satu desa berprestasi di Jawa Tengah.

Berada di bagian tengah Kabupaten Kebumen, Desa Kemangguan menjadi etalase bagi potret desa Jawa yang terus beradaptasi dengan zaman tanpa tercerabut dari akarnya. Dengan program unggulan seperti "Kampung Tilawah" dan prestasi di tingkat provinsi, Kemangguan menawarkan sebuah profil desa yang inspiratif, menunjukkan bahwa kemajuan dapat berjalan selaras dengan tradisi yang dipegang teguh. Artikel ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk identitas dan potensi Desa Kemangguan, dari letak geografisnya yang strategis hingga inisiatif-inisiatif pembangunan yang digerakkan oleh warganya.

Geografi dan Kondisi Wilayah

Desa Kemangguan secara geografis terletak pada posisi strategis di Kecamatan Alian. Lokasinya dapat diakses dengan cukup mudah, berjarak sekitar 11 kilometer dari pusat kota Kabupaten Kebumen. Wilayah desa ini diapit oleh desa-desa lain di dalam kecamatan yang sama, memberikan konteks interaksi sosial dan ekonomi yang erat.

Berdasarkan data profil desa tahun 2024, luas wilayah Desa Kemangguan mencapai 3,55 km². Sebagian besar dari area ini dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, terutama persawahan yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat. Topografi wilayahnya bervariasi, terdiri dari dataran rendah yang subur untuk persawahan serta area perbukitan yang digunakan untuk perkebunan dan pemukiman warga.

Secara administratif, batas-batas wilayah Desa Kemangguan yakni sebagai berikut:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Widoro dan Desa Kalijaya

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Seliling

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Jatimalang

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Jamur

Keberadaan Sungai Luk Ulo yang melintasi di dekat wilayah desa juga memberikan pengaruh signifikan terhadap kondisi alam dan sosial. Meskipun menjadi sumber air, tantangan kekeringan di musim kemarau menjadi isu yang terus diupayakan solusinya oleh pemerintah desa melalui program pembangunan sumur bor dan pengelolaan air lainnya.

Demografi dan Struktur Kependudukan

Menurut data kependudukan akhir tahun 2023, Desa Kemangguan dihuni oleh 5.021 jiwa. Dengan luas wilayah 3,55 km², maka kepadatan penduduk desa ini mencapai sekitar 1.414 jiwa per km². Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup signifikan untuk sebuah wilayah perdesaan, menandakan pemukiman yang terkonsentrasi di area-area tertentu.

Struktur populasi didominasi oleh masyarakat dalam usia produktif yang mayoritas bekerja di sektor pertanian. Namun seiring perkembangan zaman, diversifikasi mata pencaharian mulai terlihat, mencakup bidang perdagangan, jasa dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Pemerintah desa, yang saat ini dipimpin oleh Kepala Desa Amiruddin, S.Pd.I, terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini tercermin dari berbagai program pemberdayaan masyarakat yang tidak hanya berfokus pada ekonomi, tetapi juga pada aspek pendidikan dan kesehatan. Data dari Rencana Kerja Kecamatan Alian tahun 2024 mencatat adanya perhatian khusus pada kesehatan anak-anak balita, yang menunjukkan komitmen pemerintah dalam mempersiapkan generasi masa depan yang sehat dan berkualitas.

Pemerintahan dan Inovasi Desa

Tata kelola pemerintahan di Desa Kemangguan menunjukkan dinamika yang positif dan progresif. Di bawah kepemimpinan yang aktif, desa ini berhasil menorehkan prestasi yang membanggakan. Salah satu pencapaian paling menonjol adalah keberhasilan Desa Kemangguan masuk dalam jajaran lima besar pada Lomba Desa dan Kelurahan (Lomdeskel) Tingkat Provinsi Jawa Tengah pada Juni 2024. Prestasi ini menjadi bukti nyata dari efektivitas administrasi, inovasi pembangunan, dan partisipasi aktif masyarakat dalam program-program desa.

Pencapaian tersebut bukan tanpa alasan. Pemerintah desa secara konsisten menjalankan program yang menyentuh langsung kebutuhan warga. Salah satunya adalah respons cepat terhadap masalah kekeringan dengan memfasilitasi pembangunan sumur bor melalui kerja sama dengan Kementerian ESDM. Selain itu, program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) juga telah direalisasikan untuk menjamin akses air bersih yang lebih merata.

Kepala Desa Kemangguan, Amiruddin, dalam berbagai kesempatan menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah desa, lembaga desa, dan seluruh elemen masyarakat. "Kunci dari keberhasilan program pembangunan adalah gotong royong dan rasa memiliki dari warga. Pemerintah hanya sebagai fasilitator, tetapi motor penggeraknya adalah masyarakat itu sendiri," ujarnya dalam sebuah acara di desa. Kutipan ini menggarisbawahi pendekatan partisipatif yang menjadi landasan dalam setiap kebijakan pembangunan di Kemangguan.

Potensi Ekonomi dan Usaha Lokal

Sektor agraris merupakan fondasi utama perekonomian Desa Kemangguan. Lahan persawahan yang luas menjadi sumber utama penghasilan bagi sebagian besar penduduk. Komoditas utama yang ditanam ialah padi, diikuti oleh tanaman palawija lainnya. Selain pertanian tanaman pangan, sektor peternakan juga cukup berkembang, meliputi ternak ayam, kambing, dan sapi yang dikelola oleh rumah tangga maupun kelompok ternak.

Seiring dengan perkembangan, potensi ekonomi desa mulai terdiversifikasi. Situs resmi desa memetakan beberapa sektor potensial yang sedang dan akan terus dikembangkan, yaitu:

  • Potensi Kuliner: Pengembangan makanan khas lokal yang dapat diangkat menjadi produk unggulan.

  • Potensi Wisata: Meskipun belum menjadi destinasi utama, keindahan alam dan kekayaan budaya menjadi modal untuk mengembangkan wisata minat khusus, seperti wisata religi atau agrowisata.

  • Badan Usaha Milik Desa (BUMDes): BUMDes didorong untuk menjadi motor penggerak ekonomi desa melalui pengelolaan berbagai unit usaha yang strategis.

  • UMKM: Berbagai usaha kecil seperti kerajinan tangan, produksi makanan olahan, hingga jasa penjahitan menjadi penopang ekonomi keluarga. Pemerintah daerah dan pihak eksternal, seperti mahasiswa KKN, turut memberikan pendampingan, misalnya melalui program sosialisasi bank sampah untuk menciptakan nilai ekonomi dari pengelolaan limbah.

Di sisi lain, terdapat pula aktivitas ekonomi informal yang unik, seperti penambangan pasir di sekitar aliran Sungai Luk Ulo. Meskipun memberikan sumber penghidupan bagi sebagian warga, aktivitas ini juga membawa tantangan terkait isu lingkungan yang perlu dikelola dengan bijak.

Sejarah, Budaya, dan Kehidupan Sosial

Desa Kemangguan menyimpan lapisan sejarah yang kaya, khususnya terkait dengan jejak penyebaran agama Islam di wilayah Kebumen. Salah satu tokoh sentral dalam sejarah desa ini ialah Syekh As-Sayyid Abdul Mannan Al Hasani, yang makamnya berada di kompleks Masjid Baitul Makmur Kemangguan. Beliau, bersama dengan Raden Nalajaya, diyakini sebagai figur-figur yang membuka dan membangun wilayah Kemangguan.

Warisan sejarah ini membentuk karakter masyarakat yang religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman. Atmosfer ini diperkuat dengan diluncurkannya program "Kampung Tilawah" pada Januari 2023. Inisiatif yang digagas oleh pemerintah desa ini bertujuan untuk membumikan Al-Qur`an dan mencetak generasi muda yang fasih membaca serta memahami kitab suci. Program ini bukan hanya kegiatan seremonial, tetapi diisi dengan program kerja terstruktur untuk pembinaan para santri dan masyarakat luas.

Tradisi budaya lainnya yang masih lestari ialah "Suran", sebuah perayaan menyambut Tahun Baru Islam yang diadakan di tingkat dukuh, seperti di Dukuh Sarwodadi. Tradisi ini menjadi ajang silaturahmi, doa bersama, dan penguatan ikatan sosial antarwarga. Kehidupan sosial masyarakat Kemangguan sangat diwarnai oleh semangat gotong royong, yang terlihat dalam berbagai kegiatan, mulai dari pembangunan fasilitas umum hingga acara hajatan warga.

Arah Pembangunan Masa Depan

Desa Kemangguan, Kecamatan Alian, telah membuktikan dirinya sebagai sebuah komunitas yang tangguh dan adaptif. Dengan fondasi sejarah yang kokoh, potensi sumber daya alam yang melimpah, serta modal sosial yang kuat, desa ini menatap masa depan dengan optimisme. Keberhasilan dalam Lomba Desa tingkat provinsi menjadi momentum penting untuk terus mengakselerasi pembangunan di berbagai sektor.

Tantangan seperti optimalisasi pengelolaan air, peningkatan nilai tambah produk pertanian, dan pengembangan UMKM yang berdaya saing tetap menjadi agenda utama. Namun, dengan kepemimpinan yang inovatif dan partisipasi masyarakat yang tinggi, Desa Kemangguan berada di jalur yang tepat untuk menjadi desa yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga kaya akan nilai budaya dan spiritual, serta menjadi teladan bagi desa-desa lain di Kabupaten Kebumen.